Penyakit Hepatitis
Penyakit
Hepatitis merupakan penyakit cikal bakal dari kanker hati. Hepatitis dapat merusak fungsi
organ hati dan kerja hati sebagai penetral racun dan sistem pencernaan makanan
dalam tubuh yang mengurai sari-sari makanan untuk kemudian disebarkan ke
seluruh organ tubuh yang sangat penting bagi manusia.
Hepatitis
merupakan penyakit peradangan hati karena berbagai sebab. Penyebab tersebut
adalah beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan dan
kerusakan pada sel-sel dan fungsi organ hati. Hepatitis memiliki hubungan yang
sangat erat dengan penyakit gangguan fungsi hati. Hepatitis banyak
digunakan sebagai penyakit yang masuk ke semua jenis penyakit peradangan pada hati
(liver). Banyak hal yang menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi yang tidak
hanya dikarenakan adanya infeksi virus dari suatu sumber tertentu. Penyebab
hepatitis juga dapat berasal dari jenis obat-obatan tertentu, jenis makanan
tertentu atau bahkan pada hubungan seksual yang salah satu dari pasangan
memiliki penyakit hepatitis.
Penyakit
hepatitis dapat menyerang siapa saja tak pandang usia. Hepatitis jugat dapat
terjadi pada bayi, anak-anak, orang dewasa dan orang tua. Hepatitis yang juga
banyak melanda pada bayi dari usia 0-12 bulan, pada anak-anak diperkirakan
terjadi dari mulai usia 2- 15 tahun, orang dewasa 15-20 tahun dan orang tua
diatas usia 40 tahun keatas.
Namun
hepatitis yang banyak terjadi dan dialami oleh penduduk Indonesia adalah
hepatitis B.
Berikut ini
adalah cara penularan virus dari hepatitis B yang banyak terjadi dan dialami
khususnya jika terjadi pada anak.
1. Penularan
hepatitis B pada bayi dan anak-anak
- Jika
seorang ibu yang memiliki riwayat penyakit hepatitis ketika dalam mengandung
sangat memungkinkan janin atau bayi yang dikandung juga terjangkit jenis
hepatitis yang sama, bahkan resiko lebih besar terjadi pada bayi dibanding
ibunya.
- Juga dapat
terjadi melalui kontak langsung dengan salah satu anggota keluarga yang
menderita hepatitis B.
2. Pengaruh
Infeksi Virus Hepatitis B
- Virus
hepatitis B (VHB) dapat menyebabkan peradangan yang bersifat akut atau kronis
merupakan salah satu penyebab awal kanker hati.
- Jika
infeksi yang terjadi pada bayi sebelum bayi berusia kurangd ari 1 tahun
memiliki resiko lebih tinggi sekitar 90 % mengidap hepatitis akut atau kronis,
namun sebaliknya jika infeksi hepatitis B terjadi pada bayi setelah berusia 2-5
tahun maka resiko dari penyakit hepatitis B akan berkurang sekitar 50 % bahkan
apabila infeksi terjadi diatas usia 5 tahun resiko penyakit hepatitis ini hanya
5-10 %.
-
Diperkirakan sekitar 25 % dari anak yang teridentifikasi penyakit hepatitis
kronis dapat berlanjut mejadi dan berkembang menjadi sirosis ( kerusakan pada
organ hati dan pengerutan hati ) dan atau kanker hati dan pada orang dewasa
hanya 15 % yang berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.
Pengobatan Untuk Penyakit
Hepatitis
Pengobatan
untuk penyakit hepatitis yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan
menggunakan obat antiferon. Biasanya suntikan antiferon ini direkomendasikan selama kurang lebih empat
bulan. Keberhasilan dari pengobatan ini tergantung dari beberapa faktor yang
termasuk juga dengan durasi infeksi Anda. Sekitar 50% oran dengan infeksi penyakit hepatitis B kronik setidaknya mendapatkan suatu
manfaat parsial lewat pengobatan penyakit hepatitis interferon. Manfaat dari
obat hepatitis ini bisa mencakup penurunan jumlah total virus dalam darah dan
juga melambatnya kerusakan hati.
Saat
melakukan pengobatan untuk penyakit hepatitis dengan menggunakan obat
antiferon, tes darah yang dilakukan secara teratur untuk mengukur dari kadar
enzim hati dalam darah acap kali dianjurkan. Tes-tes ini mengindikasikan apakah hati masih
meradang atau apakah virusnya ini masih ada di dalam darah. Yang penting untuk
diingat adalah bahwa tes bagi antigen permukaan hepatitis B mungkin akan
positif selama beberapa minggu atau beberapa tahun setelah usainya pengobatan.
Ini karena virus hepatitis B mungkin terus berada dalam darah dalam jumlah
kecil. Juga pentinga yang perlu diingat adalah bahwa bahkan setelah infeksinya
terkendali, hati masih membutuhkan waktu untuk menumbuhkan sel-sel sehat guna
menggantikan sel-sel yang rusak atau hancur akibat dari infeksi hepatitis.
Pengobatan
untuk penyakit hepatitis C kronik dilakukan dengan menggunakan interferon
kemungkinan besar akan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan infeksi
hepatitis B. Bagi
infeksi hepatitis C kronik, interferon ini biasanya
direkomendasikan tiga kali dalam seminggu untuk durasi yang sekitar antara 12
bulan samoai 2 tahun. Seperti halnya bagi infeksi pengobatan yang lazim
dilakukan.
Pengobatan untuk penyakit
hepatitis untuk yang
kronik dengan interferon bisa mengurangi resiko dari terjadinya penyakit
sirosis atau penyakit kanker hati. Oleh sebab itulah. Penting bagi Anda untuk
mengikuti nasihat dokter Anda dengan akurat.
Setiap obat
pasti memberikan efek samping, untuk mengatasi efek samping dari obat antiferon
ini bisa dilakukan dengan minum sejumlah besar air setiap harinya. Minumlah
obat penghilang rasa sakit yang direkomendasikan oleh dokter Anda, jika rasa
sakit pada tempat suntikan ini pada tubuh yang sangat parah.
Sakit Hepatitis
Problem penyakit hati sangat besar, 1 dari 10 masyarakat
Indonesia terserang hepatitis B. Kurang lebih 20 juta masyarakat Indonesia
menderita hepatitis, 15 juta diantaranya menderita hepatitis B dan 5 juta hepatitis C. Sayangnya, tingginya angka ini tidak diikuti dengan
kesadaran dari masyarakat. Bahkan sebelumnya pemerintah pun juga tidak banyak
menaruh perhatian. Hepatitis B seperti fenomena gunung es yang hanya nampak
sebagian kecil saja, yaitu hanya sekitar 30%. Sementara menurut catatan
Kementrian Kesehatan sekitar 5-10 %. Sedangkan sisanya 70% tidak terjamah atau
terdeteksi oleh tenaga kesehatan.
Hepatitis B
dan C bila dibiarkan akan menjadi cikal bakal kanker hati. Dan pengobatannya
hanya bisa dilakukan dengan transplantasi. Penyait hepatitis bukanlah penyakit
yang baru. Tapi karena banyaknya penyakit lain, hepatitis seolah-olah
ter-masking atau tertutup dari perhatian pemerintah ataupun head provider.
Hepatitis adalah penyakit yang tidak
memberikan gejala dan keluhan pada penderitannya. Oleh sebab itu disebut
sillent killer. Liver adalah organ yang kuat dan tidak “cengeng” berbeda dengan
flu yang menimbulkan gejala begitu virus masuk. Sementara hepatitis tidak sama
saat virus masuk, tubuh tidak memberikan rekasi sampai 15-20 tahun kemudian.
Hanya saja, saat pergi ke dokter telah terjadi sirosis pada liver. Bentuknya
sudah berenjolan dan bahkan sudah mencapai kanker hati. Hanya orang yang
‘ringkih”yang akan ccepat terdeteksi adanya virus hepatitis.
Angka
penyebaran virus hepatitis di Indonesia yaitu berkisar 3-15%. Slain itu,
tingginya angka penyebaran virus hepatitis juga berkaitan degan kondisi kebersihan
dan kepadatan penduduk yang mempermudah penularan. Mahalnya pengobatan masih
menjadi kendala utama. Terutama pada kasus hepatitis B dan C. Untuk periksa
darah saja sekitar 2 juta. Apalagi pengobatan hepatitis. Pada hepatitis C,
harga obatnya sangat mahal, bisa sampai ratusan juta. Untuk satu suntikan yang
tiap 9 juta.
Sebetulnya
kalau mengenai pelayanan untuk diagnosisi Indonesia tidak terlalu ketinggalan
jauh dengan negara tetangga artinya, ilmu yang sedang dikembangkan di luar
negeri saat ini juga sedang diikuti Indonesia. Terkecuali, beberapa teknis yang
Indonesia sendiri tidak bisa misalnya transplantasi hati. Namun bukan
berarti kemampuan dokter Indonesia tidak mumpuni. Bahkan untuk kemampuan,
dokter Indoensia terkenal sangat “prigel” dalam melakukan tindakan pengobatan.
Namun, cangkok hati merupakan suatu tindakan atau prosedur yang sangat sulit.
Sehingga dibutuhkan keterampilan khusus dan persiapan yang sangat kompleks
dalam melalukan transplantasi hati. Sementara biaya yang diberikan pemerintah
memang sangat kecil.
Penyakit Hepatitis
Menular atau Tidak
Gangguan
pada hati dapat terjadi misalnya karena terkena infeksi. Hepatitis
merupakan salah satu contoh penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus ini
dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah.
Penderita
hepatitis mengalami kerusakan pada sel hatinya sehingga zat warna empedu
beredar ke seluruh tubuh. Akibatnya, warna tubuh menjadi kekuningan. Oleh
karena itu, penyakit hepatitis yang biasa disebut sebagai penyakit kuning.
Hepatitis
berarti radang atau pembengkakan hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus
alkohol, narkoba, obat-0batan (termasuk obat yang diresepkan) atau racun.
Hepatitis merupakan penyakit yang sangat umum, bahkan dapat terjadi pada orang
yang sistem kekebalannya baik. Hepatitis juga dapat mengakibatkan goresan/
pengerasan hati (sirosis) sehingga fungsi hati menjadi gagal dan berakibat
kematian.
Banyak
penyakit lain yang jauh lebih mudah menular melalui keagiatan sosial, misalnya
tuberkulosis paru. Banyak virus yang kebih tahan berada di luar tubuh manusia
sehingga lebih mudah menular, misanya hepatitis B. Banyak virus lain yang dapat
menyebabkan penderitaan dan kematian dan belum ditemukan obat yang efektif
misalnya hepatitis C.
Penyakit Hepatitis
Fulminan Akut
Istilah
hepatitis fulminan akut lebih banyak dikenal sebagai gagal hati fulminan yang
merupakan suatu keadaan yang jarang ditemukan, disebabkan oleh karena kerusakan
dan kematian sel-sel hati yang masif.
Kemampuan
fungsi sintesis hati menjadi berkurang (waktu protrombin memanjang setelah
pemberian vitamin K), kegagalan ekskresi bilirubin (serum bilirubin >
20mg/100ml), glukoneogenesis menurun (hipoglikemia), kesadaran menurun (prekoma
atau koma) dan keseimbangan air maupun elektrolit terganggu (serum natrium dan
kalium menurun).
Gagal hati
fulminan ditandai oleh ensefalopati yang terjadi dalam 8 minggu setelah adanya
gejala pertama penyakit hati dijumpai. Tanda-tanda ensefalopati mulai tampak
setelah periode 8-24 minggu serangan, dahulu keadaan ini disebut sebagai gagal
hati yang timbul pada fase lanjut.
Penyakit
gagal hati fulminan bisa timbul pada masa neonatus atau masa setelah neonatus
(masa kanak-kanak) biasanya disebabkan oleh berbagai virus, toksin, gangguan
metabolisme, obat-obatan dll seperti tersebut di bawah ini :
1. Virus
hepatitis A, B, C (NANB post tranfusi), D dan E (NANB menular melalui air)
2. Virus
Epstein-Barr dan Sitomegalovirus serta penyakit Demam Kuning (yellow fever),
Ekovirus dan Adenovirus
3.
Leptospirosis
4. Metabolik
(penyakit wilson, tirosinemia, intolerans fruktosa, galaktosemia, defisiensi
alfa 1-antiripsin dan sindroma Zellweger).
5. Toksin
(Amanita phalloides, alkaloid pyrrolizidine, aflatoksin, karbon tetraklorida
dan fosfor)
6.
Obat-obatan (halotan, parasetamol, INH, rifampisin, sistotoksik, sodium
valporat, metildopa, tetrasiklin dan amiodaron).
7. Vaskuler
(sindroma Budd-Chairi, post cardiac bypass dan sumbatan vena),
iskemia/hipotensi, leukemia/limfoma.
Penyakit Hepatitis Pada Anak
Penyakit hepatitis virus merupakan penyakit hati yang
seirng ditemukan. Penyakit hepatitis fulminan akut dengan gejala yang biasanya
berat sehingga harus tetap tinggal di tempat tidur selama stadium akut, menu
makanan tergantung dari nafsu makannya, lemak diijinkan bila penderita tidak mual
atau muntah. Biasanya mengandung cukup kalori untuk memperbaiki berat badan
yang menurun selama sakit.
Penyakit
hati kronis yang memerlukan perencanaan diit sehingga anak mencapat cukup
energi, makanan tidak mengandung banyak lemak dan pada isrosis membatasi jumlah
protein yang masuk.
Hepatitis
virus adalah infeksi sistemik yang berakibat tidak baik terhadap fungsi normal
sel-sel hati. Peneybab dari hepatitis virus akut adalah hepatitis A, B, C atau
Non A Non B (water borne epidemic dan post transfusion) dan D (delta virus).
Beberapa virus lainnya dapat menimbulkan hepatitis seperti virus sitomegalo,
virus herpes, virus Epstein-Barr, virus rubela dan virus koksaki dll.
Hepatitis
akut sering menimbulkan keluhan mual dan nafsu makan menjadi berkurang, makanan
diberikan secara bertahap sesuai dengan nafsu makannya dalam porsi kecil dan
sering. Bilamana anak tidak mau/tidak bisa makan dengan baik perlu
ditpertimbangkan pemberian makan lewat sonde lambung.
Hepatitis
yang terjadi pada anak juga dapat diakibatkan oleh penurunan gen orangtua yang
memiliki risiko hepatitis atau penderita hepatitis. Hepatitis pada anak dapat
juga disebabkan oleh kelainan sewaktu masa kehamilan, oleh ibu yang menderita
hepatitis atau kelainan tertentu yang berdampak pada janin atau bayi. Untuk
mencegah penyakit hepatitis ini, anak akan diberikan vaksin anti hepatitis yang
diadakan setiap 3-6 bulan sekali.
Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati
(liver) penyebabnya dapat bermacam-macam, mulai dari virus sampai dengan
obat-obatan. Penyakit hepatitis ada beberapa jenis yaitu hepatitis A, B, C, D,
E, F, dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus dapat akut (hepatitis
A) dapat krnonis (hepatitis B dan C) atua dapat juga kemudian menjadi kanker
hati.
Virus yang
menyebabkan penyakit ini terdapat dalam cairan tubuh yang sewaktu-waktu dapt
ditularkan kepada orang lain. Sebagian orang yang terinfeksi virus ini dapat
sembuh dengan sendirinya. Namun demikian, virus ini akan tetap berada dalam
tubuh seumur hidup.
Hepatitis
berasal dari dua kata yaitu hepa (hepar/hati) dan itis (radang). Hepatitis
merupakan radang yang terjadi pada organ hati. Karena hampir seluruh tubuh
penderita berwarna kekuning-kuningan maka dalam masyarakat dikenal dengan
istilah penyakit kuning (jaundice). Namun, sebenarnya istilah sakit kuning
dapat menimbulkan kerancuan karena tidak semua sakit kuning disebabkan radang
hati.
Dapat juga
terjadi karena gangguan ada saluran empedu sehingga cairan mepedu tidak dapat
masuk ke dalam usus melainkan ke darah. Gejala kuning juga dapat terjadi karena
pemecahan sel darah merah yang terlalu berlebihan sehingga zat bilirubin
menyebar dalam darah. Gangguan pada organ tertentu, seperti tumor pada pankreas
dan kantung empedu atau ketidak sesuaian transfusi darah jug dapat menimbulkan
warna kuning.
Penyakit Hepatitis C
Penyakit
Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV=
Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin
genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi
banyak sel lainnya.
15% dari
kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh
membersihkannya dan tidak ada konsekuensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi
Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.
Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati),
stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
Hepatitis C adalah penyakit menular yang mempengaruhi hati, yang disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Infeksi ini sering tanpa gejala, tetapi sekali didirikan, infeksi kronis dapat berkembang menjadi jaringan parut hati (fibrosis), dan maju jaringan parut (sirosis) yang umumnya terlihat setelah bertahun-tahun.
Gejala
khusus sugestif penyakit hati biasanya hadir sampai parut pada hati substansial
telah terjadi. Namun, hepatitis C adalah penyakit sistemik dan pasien mungkin
mengalami spektrum yang luas dari manifestasi klinis mulai dari tanpa gejala
pada penyakit lebih gejala sebelum perkembangan penyakit hati lanjut.
Tanda-tanda umum dan gejala yang berhubungan dengan hepatitis C kronis termasuk
kelelahan, gejala seperti flu, nyeri sendi, gatal, gangguan tidur, perubahan
nafsu makan, mual, dan depresi.
Sekali
hepatitis C kronis telah berkembang ke sirosis, tanda dan gejala mungkin muncul
yang umumnya disebabkan oleh salah satu fungsi hati menurun atau meningkatnya
tekanan dalam sirkulasi hati, kondisi yang dikenal sebagai hipertensi portal.
Kemungkinan tanda dan gejala sirosis hati termasuk asites (penimbunan cairan di
perut), memar dan berdarah kecenderungan, varises (vena membesar, terutama di
perut dan kerongkongan), sakit kuning, dan sindrom gangguan kognitif yang
dikenal sebagai ensefalopati hepatik. Ensefalopati hepatik adalah karena
akumulasi amonia dan zat lain yang biasanya dibersihkan oleh hati yang sehat.
Penyakit Hepatitis B
Indonesia
merupakan daerah endemis infeksi virus hepatitis B, didaerah tertentu pada
setiap 100 penduduk di jumpai 8 pengidap virus hepatitis B.
Seseorang
dikatakan menderita infeksi virus hepatitis B apabila dalam pemeriksaan
ditemukan HBsAg positif. Sumber penularan virus hepatitis B di Indonesia
terutama melalui ibu hamil ke bayinya sehingga setiap ibu yang hamil dianjurkan
untuk melakukan skrining HBsAg.
Ibu Hamil dengan HBsAg dan HBeAg positif akan menularkan virus hepatitis dengan peluang lebih dari 90%. Dalam keadaan demikian bayi perlu mendapatkan vaksinasi dan pemberian imunoglobulin.
Pada meraka
yang terinfeksi VHB akut, 90% pada anak-anak dan 70% pada dewasa tidak
menampakkan gejala sama sekali. Hanya sepertiga dari yang terinfeksi
memperlihatkan keluhan, terutama mata kuning.
Infeksi VHB
yang diperoleh pada masa bayi akan menyebabkan 95% bayi di antaranya menjadi
penderita hepatitis kronis. Sementara kelompok dewasa yang terinfeksi virus
ini, 95% akan sembuh dan hanya 5% yang berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Penyakit Hepatitis A
Penyakit
akan semakin dikenali apabila memberikan dampak yang besar, baik menyangkut
aspek sosial ekonomi maupun risiko kesakitan dan kematian atau karena jumlah
kejadiannya sangat tinggi. Hepatitis A, suatu penyakit yang menyerang
hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A, meskipun tidak mengakibatkan
risiko kematian yang besar, namun berisiko menimbulkan kejadian yang luar biasa
atau outbreak. Oleh karena itulah, penyakit ini mendapat perhatian
besar baik dari masyarakat kesehatan maupun pemerintah dan publik secara umum.
Seseorang menjadi panik karena penyakit hepatitis A, biasanya karena tidak mengetahui karakteristik dan perjalanan penyakit tersebut. Apabila serang penderita hepatitis A atau keluarga terdekat mengenal tipikal penyakit ini maka kecemasan dan kepanikan tidak perlu terjadi. Pada dasarnya penyakit ini bersifat self limited disease (dapat sembuh dengan sendirinya).
Hepatitis A
dapat dibagi menjadi 3 stadium:
-
Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera
makan dan mual;
- Stadium
dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan
- Stadium
kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk
memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada
hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT
dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.
Tanda dan
gejala Hepatitis A yaitu:
- Kelelahan
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
- Kehilangan nafsu makan
- Demam
- Urin berwarna gelap
- Nyeri otot
- Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
- Kehilangan nafsu makan
- Demam
- Urin berwarna gelap
- Nyeri otot
- Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
Cara Mencegah Hepatitis
Umumnya,
masyarakat sering menganggap bahwa sakit kuning adalah hepatitis karena timbulnya warna kuning pada kulit, kuku, dan
bagian putih bola mata. Kondisi ini hanyalah salah satu gejala dari hepatitis.
Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua
bagian organ hati. Hepatitis dapat terjadi karena penyakit yang memang
menyerang sel-sel hati atau penyakit lain yang menyebabkan komplikasi pada
hati. Pemahaman hepatitis dapat ebih mudah jika kita mengenal lebih dahulu
mengenai organ hati.
Hepatitis
dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total atau malah berkembang
menjadi menahun (kronis). Tingkatan keparahan hepatitis bervariasi, mulai dari
kondisi yang dapat sembuh sendiri (self limited) dengan penyembuhan total,
kondisi yang mengancam jiwa, menjadi penyakit menahun, hingga kondisi organ hati
yang tidak berfungsi lagi (yang disebut kegagalan fungsi hati). Jika kondisi
terakhir ini terjadi maka untuk penanganannya membutuhkan transplantasu atau
cangkok hati.
Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Umumnya, hepatitis akut berlangsung dalam periode waktu 1-2 bulan. Kerusakan hati yang terjadi pada heoatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan saja. Namun pada kasus yang jarang, misalnya pada saat daya tahan tubuh pasien terlalu rendah, hepatitis akut dapat mengancam jiwa.
Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Umumnya, hepatitis akut berlangsung dalam periode waktu 1-2 bulan. Kerusakan hati yang terjadi pada heoatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan saja. Namun pada kasus yang jarang, misalnya pada saat daya tahan tubuh pasien terlalu rendah, hepatitis akut dapat mengancam jiwa.
Sementara hepatitis kronis terjadi jika sebagian hati
yang terserang dapat menjadi tidak aktif atau berkembang sangat lambat, tetapi
sebagian lain dapat juga menjadi aktif dan terus memburuk dalam hitungan
tahun. Komplikasi dari hepatitis kronis yang memburuk adalah terjadinya
sirosis atau kanker hati. Kedua komplikasi ini sering berakhir dengan kematian.
Dibawah ini
adalah tips sehat untuk mencegah terserang penyakit hepatitis adalah :
- Hindari konsumsi alkohol
- Hindari obat-obatan yang dapat merusak hati, misalnya acetaminophen
- Diet sehat dan seimbang
- Perbanyak buah, sayur, whole grains, dan protein bebas lemak
- Latihan fisik secara teratur
- Istirahat cukup
postted by Bagus Wijanarko, kelas XII TKJ 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar